Suatu kehidupan pastilah butuh perubahan.
Tidak akan bermakna sebuah kehidupan tanpa adanya perubahan. Perubahan dari sebuah keburukan menjadi kebaikan, perubahan dari sebuah ketidaktahuan menjadi kepahaman. Alangkah indah kehidupan ini jika selalu bersungguh-sungguh dalam memaknai segala yang telah diberikan dan diputuskan oleh-Nya.
Bagai ulat di pagi hari, nampak begitu jelas penggambaran seekor ulat di benakku. Tubuhnya berbentuk kecil memanjang, tak jarang di kulit mereka tersusun rapi rangkaian-rangkain duri halus penyebab rasa gatal jika menyentuhnya, serta corak yang sebagian dari mereka membuat jiwa siapapun enggan mendekatinya, bahkan bagi sepasang mata ini yang akan langsung menolak untuk sekedar melihatnya.
Ya, itulah seekor ulat. Ulat yang nampak begitu buruk di mata manusia, yang lama jika berjalan, yang lama jika menyantap dedaunan, dan yang jika penampilannya dilihat sangatlah menjijikan.
Ketika siang di suatu waktu, ulat pun berubah menjadi kepompong. Sebuah fase unik yang mau tidak mau harus dilakukan dan dilalui ulat tersebut. Kepompong yang selalu menyendiri di tengah keramaian dunia, kepompong yang tidak lagi berjalan dan tidak pula menyantap dedaunan. Hanya meringkuk dan berdiam diri di sebuah ruangan kecil yang menggantung di sudut sebuah ranting tanpa berinteraksi dengan makhluk lain atau bahkan dengan sesamanya. Hanya diam-lah teman sejatinya dalam waktu yang cukup lama.
Betapa malangnya nasibmu wahai kepompong. Andaikan mungkin, aku akan bersedia menemanimu di dalam ruangan kecil itu. Namun itulah kehidupan, akan berbeda bagi setiap makhluk yang merasakan.
Sore pun datang menghampiri waktu, dan perubahan itu telah memperlihatkan wujudnya. Kepompong berusaha sebaik dan semaksimal mungkin membuat celah dan membuka diri dari kesunyian yang selama ini menyelimuti. Sedikit demi sedikit, dengan penuh kesungguhan, ia pun mengintip indahnya dunia.
Seiring meronanya sang senja di ufuk dunia, setelah sekian lamanya berharap dan menanti, seekor ulat yang pada mulanya nampak sangat buruk rupa itu pun akhirnya berhasil melakukan sebuah perubahan dalam hidupnya.
Perubahan yang indah dan sempurna sebagai makhluk ciptaan-Nya. Perubahan yang mampu membuatnya menjadi lebih baik, perubahan yang sanggup membuatnya lebih menghargai dan memahami makna sebuah kehidupan.
Perubahan itu dilakukannya tidak dalam sekejap mata.
Dengan kesabaran hati yang mengiringi hidupnya,
Serta keridhaan-Nya yang selalu menyertai di setiap langkah.
Kupu-kupu kehidupan, menghidupi semangat kehidupan.
Wallahualam Bishawaf
Created by:
tri-ronasangsenja.blogspot.com
Rabu, 19 Januari 2011
Rabu, 19 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar